4.4.2.1 Bagian Pensuplai
Kompresor
Simbol :
Fungsi: Fungsi kompresor adalah untuk mensuplai udara bertekanan ke sistem kontrol pneumatik.
4.4.2.2 Bagian Aktuator (Penggerak)
a. Aktuator Linier
1. Silinder
Fungsi: Untuk mengubah tekanan udara menjadi gerakan translasi dari batang piston.
Jenis Silinder
a. Single Acting Cylinder (SAC)
Gerakan keluar dari batang piston dilakukan oleh udara bertekanan, sedangkan gerakan balik dilakukan oleh pegas.
b. Double Acting Cylinder (DAC)
Gerakan keluar maupun gerakan balik dari batang piston dilakukan oleh udara bertekanan.
Simbol:
Single Acting Cylinder (SAC)
Prinsip kerja:
Pada kondisi normal posisi silinder seperti pada gambar di bawah ini, yaitu batang piston selalu berada pada posisi “0” karena adanya gaya dorong dari pegas.
Apabila udara bertekanan dimasukkan ke lubang P maka gaya tekan udara akan mengalahkan gaya dorong pegas sehingga batang piston akan bergerak dari posisi “0” ke posisi “1” seperti gambar berikut ini
Apabila aliran udara bertekanan pada lubang P dihentikan maka posisi silinder kembali seperti gambar a karena mendapat gaya dorong dari pegas.
Simbol:
Double Acting Cylinder (DAC)
Prinsip kerja:
Kondisi normal silinder, batang piston bias terletak pada posisi “0” seperti gambar berikut (Gambar atas) atau terletak pada posisi “1” (Gambar bawah).
Apabila udara bertekanan dimasukkan ke lubang P maka piston akan bergerak dari posisi “0” ke posisi “1” jika dalam keadaan normal piston berada pada posisi “0” (Gambar c). Sedangkan apabila udara bertekanan dimasukkan ke lubang P’ maka piston akan bergerak dari posisi “1” ke posisi “0” apabila dalam keadaan normal piston berada pada posisi “1” (Gambar d).
Aktuator rotasi
Fungsi : Untuk mengubah tekanan udara menjadi gerakan rotasi dari poros aktuator.
Simbol :
Prinsip kerja :
Aktuator rotasi (rotational actuator) pada hakekatnya adalah sama seperti turbin yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu casing, blade (sudu) dan poros. Apabila udara bertekanan dialirkan ke lubang P maka udara akan mendorong sudu-sudu yang menempel pada poros sehingga poros akan berputar dan udara buangan akan keluar melalui lubang R.
4.4.2.3 Simbol-simbol untuk sambungan
A, B, C : Garis kerja P : Persediaan udara, hubungan dengan udara kompresi
(udara yang dimampatkan) R, S, T : Saluran, titik pembuangan L : Garis kebocoran Z, Y, X : Garis-garis pengontrol
4.4.2.4 Katup
Katup digambarkan dengan segi empat, banyaknya segi empat menentukan banyaknya posisi yang dimiliki oleh sebuah katup.
Penamaan katup ditentukan berdasarkan banyaknya lubang pada salah satu posisi per banyaknya posisi dalam setiap lubang juga posisi awal dari katup. Posisi normal katup selalu berada pada posisi sebelah kanan, sehingga simbol-simbol sambungan selalu diletakkan pada kotak sebelah kanan.
Katup di atas mempunyai dua lubang yaitu lubang P dan lubang A dimana lubang P adalah tempat masuknya udara bertekanan ke dalam katup sedangkan lubang A adalah lubang keluaran udara dari dalam katup, dan katup tersebut mempunyai 2 posisi yaitu posisi tertutup (kotak sebelah kanan) dan posisi terbuka (kotak sebelah kiri) sedangkan pada posisi normal katup tersebut berada pada posisi tertutup (Kotak sebelah kanan alirannya tertutup).
Katup di atas mempunyai dua lubang yaitu lubang P dan lubang A dimana lubang P adalah tempat masuknya udara bertekanan ke dalam katup. Lubang A adalah lubang keluaran udara dari dalam katup, dan katup tersebut mempunyai 2 posisi yaitu posisi terbuka (kotak sebelah kanan) dan posisi tertutup (kotak sebelah kiri). Pada posisi normal katup tersebut berada pada posisi terbuka (terdapat anak panah dari P ke A menandakan aliran terbuka).
4.4.2.5 Katup pengontrol arah
(directional control valve)
Katup di atas mempunyai tiga lubang yaitu lubang P, lubang A dan lubang R dimana lubang P adalah tempat masuknya udara bertekanan ke dalam katup sedangkan lubang A adalah lubang keluaran udara dari dalam katup yang akan dihubungkan ke komponen berikutnya dan Lubang R adalah lubang pembuangan udara ke atmosfir. Katup tersebut mempunyai 2 posisi yaitu posisi tertutup (kotak sebelah kanan) dan posisi terbuka (kotak sebelah kiri) sedangkan pada posisi normal katup tersebut berada pada posisi tertutup (karena aliran udara dari lubang P ke lubang A ditutup) sedangkan lubang A tersambung ke lubang pembuangan (R) artinya udara yang telah melakukan kerja dibuang melalui lubang A ke lubang R.
4.4.2.6 Katup Pengontrol Aliran
Katup di atas berfungsi untuk membatasi laju aliran fluida yang masuk ke dalam silinder sehingga gerakan piston dalam silinder bisa diperlambat.
Katup di atas berfungsi untuk membatasi atau mengontrol laju aliran fluida tetapi hanya satu arah saja, aliran dari lubang A ke lubang B bisa dikontrol sedang aliran sebaliknya dari lubang B ke lubang A tidak bisa dikontrol.
Katup di atas berfungsi untuk membatasi tekanan dengan cara mengatur laju udara pembuangan.
Katup di atas berfungsi untuk membatasi tekanan dengan cara mengatur laju udara yang mengalir ke system pneumatik.
4.4.2.7 Katup-katup yang tidak dapat dibalik.
Katup di atas berfungsi untuk menyearahkan aliran, udara bertekanan hanya bisa mengalir dari lubang A ke lubang B tapi sebaliknya aliran dari lubang B ke lubang A terhambat. Fungsi dari katup mirip dengan fungsi diode pada peralatan elektronika yaitu menyearahkan arus
Katup diatas berfungsi sebagai gerbang OR sama seperti gerbang OR pada komponen elektronika digital yang cara kerjanya bisa disimpulkan pada table kebenaran seperti berikut :
Katup di atas berfungsi sebagai gerbang AND sama seperti gerbang AND pada komponen elektronika digital yang cara kerjanya bisa disimpulkan pada table kebenaran seperti berikut:
Fungsi katup ini sama dengan katup searah kelebihannya adalah ketika ada aliran balik aliran tersebut akan dibuang lewat lubang pembuangan R.
4.4.2.8 Mekanisme Pengontrol
Dengan penggerak tangan
Penggerak mekanis
Contoh Pemakaian :
Perhatikan gambar diatas pada kondisi normal (katup “a” maupun katup “b”) belum diberikan aktuasi, piston berada pada posisi “0” karena udara bertekanan (garis tebal) dari kompresor (P) yang menuju katup “a” dan katup “b” alirannya tertutup oleh katup 3/2 Normally Close (katup “a” dan katup “b”), udara bertekanan mengalir ke silindaer pneumatic melalui katup 4/2 yang posisinya sedang mengalirkan udara lubang sebelah kanan yang memposisikan piston berada pada posisi “1”.
Ketika katup “a” (ditandai dengan anak panah) diaktuasi maka katup tersebut akan terbuka sehingga mengalirkan udara bertekanan yang akan merubah posisi katup 4/2 ke posisi sebelah kiri sehingga udara bertekanan dari kompresor mengalir ke sisi kiri dari katup 4/2 dan keluar dari lubang A yang menyebabkan piston bergerak ke posisi “1”. Sedangkan udara yang terdapat pada sisi kanan silinder akan dibuang melalui lubang pembuangan katup 4/2 (lubang R).
Ketika katup “b” (dan katup “a” dibiarkan bebas) di aktuasi maka katup tersebut akan terbuka sehingga mengalirkan udara bertekanan yang akan merubah posisi katup 4/2 ke posisi sebelah kanan sehingga udara bertekanan dari kompresor mengalir ke sisi kiri dari katup 4/2 dan keluar dari lubang B yang menyebabkan piston bergerak ke posisi “0”. Sedangkan udara yang terdapat pada sisi kiri silinder akan dibuang melalui lubang pembuangan katup 4/2 (lubang R)
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 343 – 349.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar